Enam puluh delapan anggota parlemen Zimbabwe bersedia disunat, Jumat (22/6/2012), NewsDay-Zimbabwe melaporkan. Mereka melakukannya demi menunjukkan komitmen menekan penyebaran HIV dan AIDS.
Ketua Gerakan Anggota Parlemen Melawan HIV dan AIDS, Blessing Chebundo, mengatakan, para anggota parlemen secara sukarela menjalani sesi konseling di Gedung Parlemen sehari sebelumnya.
"Respons para legislator sangat baik dan kami kini melakukan sesi konseling kelompok untuk mempersiapkan kegiatan utamanya (sunat) pada hari Jumat," kata Chebundo, seperti dikutip NewsDay, Kamis (22/6/2012).
Dalam konseling itu, sejumlah wakil rakyat menawarkan diri untuk menjalani tes HIV. Kata Chebundo, terserah pada individu masing-masing apakah mengumumkan hasilnya kepada publik atau tidak.
Jika para legislator pria menjalani prosedur sunat, maka legislator perempuan dianjurkan untuk mengajak pasangan masing-masing mengikuti mengikuti sunat massal pejabat tersebut.
Ide ini sebenarnya dilontarkan pertama kali oleh Wakil Perdana Menteri Thokozani Khupe pada September tahun lalu. Saat itu Khupe mengajak para politisi pria untuk memberi teladan dengan menjalani sunat demi mengurangi risiko HIV/AIDS. Ketika itu ide tersebut ditolak mentah-mentah.
Data Dewan Nasional AIDS menunjukkan, 1,1 juta warga Zimbabwe merupakan mengidap HIV dan 150.000 di antaranya adalah anak-anak. Melalui program sunat, yang diluncurkan sejak 2009, pemerintah Zimbabwe menargetkan 1,2 juta anak lelaki dan pria sudah disunat pada 2015.
Ketua Gerakan Anggota Parlemen Melawan HIV dan AIDS, Blessing Chebundo, mengatakan, para anggota parlemen secara sukarela menjalani sesi konseling di Gedung Parlemen sehari sebelumnya.
"Respons para legislator sangat baik dan kami kini melakukan sesi konseling kelompok untuk mempersiapkan kegiatan utamanya (sunat) pada hari Jumat," kata Chebundo, seperti dikutip NewsDay, Kamis (22/6/2012).
Dalam konseling itu, sejumlah wakil rakyat menawarkan diri untuk menjalani tes HIV. Kata Chebundo, terserah pada individu masing-masing apakah mengumumkan hasilnya kepada publik atau tidak.
Jika para legislator pria menjalani prosedur sunat, maka legislator perempuan dianjurkan untuk mengajak pasangan masing-masing mengikuti mengikuti sunat massal pejabat tersebut.
Ide ini sebenarnya dilontarkan pertama kali oleh Wakil Perdana Menteri Thokozani Khupe pada September tahun lalu. Saat itu Khupe mengajak para politisi pria untuk memberi teladan dengan menjalani sunat demi mengurangi risiko HIV/AIDS. Ketika itu ide tersebut ditolak mentah-mentah.
Data Dewan Nasional AIDS menunjukkan, 1,1 juta warga Zimbabwe merupakan mengidap HIV dan 150.000 di antaranya adalah anak-anak. Melalui program sunat, yang diluncurkan sejak 2009, pemerintah Zimbabwe menargetkan 1,2 juta anak lelaki dan pria sudah disunat pada 2015.
Sumber: Kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar